Puisi Berjudul "Ketika Bunga Terbuang" Ungkapan Dari Sebuah Penghianatan
Di Posting Oleh : Admin
Kategori : Karya Sastra Puisi Blog Tutorial, Teknologi dan Kesehatan: Mangaip Blog | Berita Terkini dan Terbaru: Terbaru.co.id | Temukan Contoh Surat Terbaru: Contoh Surat
Puisi Berjudul "Ketika Bunga Terbuang" Ungkapan Dari Sebuah Penghianatan.
Salam Hangat Dan Hormat.
Terima kasih kembali berkunjung di blog/web pribadi saya ini. Sehat dan bahagia selalu untuk pembaca semuanya.
kita tentunya tahu dan mengenal "Bunga" Bagian dari tumbuhan yang punya banyak warna dan Indah. Terkadang bunga juga punya harum mewangi yang sangat kita sukai dan bisa dijadikan jenis aroma dalam wewangian.
Sesekali Bunga jadi sebuah simbol dan pesan tentang bagaimana kita secara pribadi menjadi sosok yang bermanfaat bagi sesama atau orang lain. Ibaratnya seperti bunga yang memberi sari kepada lebah untuk dijadikan Madu. Seperti itu juga halnya kita sebagai manusia bermanfaat bagi orang lainnya.
Soal Takaran dari manfaat itu terukur tidak tetap dan berbeda takaran. Setiap takaran nya pun hanya kita yang tahu. Apakah sama sama menguntungkan atau salah satu yang lebih diuntungkan.
Dibalik itu semua terkadang sebuah hubungan antara sesama manusia ada sebuah penghianatan. Pada puisi yang berjudul "Ketika bunga Terbuang" saya selaku penulis ingin menggambarkan bagaimana sebuah penghiatan terlukis di Puisi Berikut ini.
Semoga menikmati dan selamat berliterasi.
Puisi "KETIKA BUNGA TERBUANG" Oleh Halley Kawistoro |
KETIKA BUNGA TERBUANG
Oleh Halley Kawistoro
Bunga itu indah nya sesaat
Indah nya bermanfaat
Berharap! Semoga memberi harum menyengat.
Tapi sayang sesekali Bunga Itu dipetik dan di buang.
Sesekali Bunga Itu dihinggapi lebah yang datang.
Alang kepalang, Sungguh sayang.
Bunga yang mekar segera hilang
Karena kepercayaan jadi bahan dagang
Oleh hama yang datang.
Jika ingin di ulang
Bunga yang mekar di sebut kembang
Kehidupan seperti barang usang
Ketika semua cerita dibalik kutang
Juga diumbar dan dilelang.
Selanjutnya!
Kepala kawan dipanggang
Dengan dalil kebaikan dimasa yang akan datang.
Hei Kamu!
Jangan terlalu dini jadi Sengkuni
saat dirimu hanya jadi kembang yang seragam dan berserak.
Ingat!
Setiap bunga yang telah berubah menjadi buntang.
Akan menjadi peringatan seperti suara pesan lantang.
Sadari dari sekarang.
Sudahlah cukuplah ini bunga terakhir yang dijadikan kembang.
Jangan lagi bermain main seperti badut yang tak bisa tersenyum dan harus bersitegang.
Waktu Akan Berlalu.
Saatnya tumbuh lagi kuncup kuncup baru menjadi bunga yang lebih benderang.
Karena bunga yang lalu tak mau lagi mekar setelah kenal dengan seorang pecundang.
Alang kepalang
Cerita ini akan segera usang dan tak perlu dikenang.
Semua akan kembali tenang.
Cukup lah cerita dari bunga ini hanya seperti kembang.
Aku Ucapkan Selamat.
Tanpa perlu bertemu pandang
Semoga jadi pemenang.
01 Februari 2021 kembali Melupakan dan Melangkah.
Bagaimana? Jika anda membaca nya dan menerimanya sebagai sebuah pesan. Tinggalkan jejak anda di kolom komentar dan apakah penggambaran kata-kata pada puisi di atas sampai untuk dimaknai. Terima Kasih terlah berkunjung dan Dukungannya.
Sampai Jumpa di Puisi-Puisi Lainnya.
Hormat Saya
PENULIS.
Komentar
Posting Komentar